Para ilmuwan pada awal abad ke-19 masih beranggapan bahwa
aktivitas tubuh makhluk hidup tidaklah mengikuti hukum-hukum kimia dan fisika
yang berlaku pada dunia anorganik, melainkan dikendalikan oleh suatu kekuatan
misterius yang mereka namai vis vitalis (“life force”). Kini diketahui bahwa
anggapan tersebut tidak benar. Hukum-hukum kimia dan fisika ternyata berlaku
universal, baik terhadap materi hidup maupun materi tdak hidup. Proses
kehidupan merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia yang melibatkan perubahan
materi dan transformasi energi. Hal itulah yang mendorong lahirnya cabang ilmu
biokimia yang mempelajari aspek-aspek kimiawi yang berhubungan dengan kehidupan
organisme.
Meskipun reaksi-reaksi kimia dalam tubuh organisme mengikuti
semua bahan kimia yang dikenal, makhluk hidup memperlihatkan beberapa kriteria
yang membedakannya dari makhluk tidak hidup. Kriteria-kriteria yang dimiliki
oleh suatu organisme sebagai berikut.
Makhluk hidup mempunyai organisasi struktural, tersusun dari
sel sebagai unit terkecil. Tubuh manusia, misalnya mengandung sekitar 100
triliun (1014) sel-sel. Ditinjau dari aspek kimiawi, suatu sel
memiiki kemampuan yang luar biasa, yaitu mampu melaksanakan ribuan jenis reaksi
kimia yang sangat spesifik secara cepat, mampu mengontrol reaksi-reaksi ini
agar memenuhi kebutuhan organisme, serta sangat efisien dalam menangkap energi
bahan bakarnya.
Semua organisme melakukan serangkaian reaksi-reaksi kimia
yang dikenal dengan proses metabolisme. Makhluk hidup melaksanakan
reaksi-reaksi yang menghasilkan energi. Mereka memakai sebagian energi ini
dengan segera, serta menyimpan sebagian yang lain. Semua organisme memcah
material yang diambil dari lingkungan, dan pecahan-pecahan tersebut disusun
kembali untuk mensintesis molekul-molekul besar (makromolekul) yang spesifik
bagi mereka sendiri.
Semua organisme mengalami pertumbuhan (growth). Tidak ada
organisme yang hidup dalam keadaan statis. Mereka senantiasa berubah dengan
waktu. Pada tingkat selular dan yang lebih tinggi,ada perbedaan yang jelas
antara pertumbuhan tanaman dan hewan. Namun pada tingkat molekular, mekanisme
pertumbuhan semua organisme adalah sama. Rantai-rantai polipeptida saling
bersambung untuk membentuk molekul protein,
lau protein bergabung dengan molekul-molekul lain untuk membentuk
struktur-struktur tertentu, dan pada gilirannya struktur-struktur ini
memasangkan diri masing-masing untuk membentuk sel yang sempurna. Beberapa
tahap pertumbuhan sel ini berlangsung otomatis dan hanya tergantung pada sifat-sifat
fisika dan kimia. Tahap-tahap lainnya ada yang dikontrol secara langsung oleh
DNA dan RNA serta secara tidak langsung oleh hormon-hormon yang dikirimkan dari
bagian lain organisme tersebut.
Jika metabolisme merupakan cara organisme untuk melestarikan
diri dalam jangka pendek, maka dalam jangka panjang organisme melestarika diri
dengan cara reproduksi, yaitu membentuk generasi atau keturunan yang baru
dengan karakteristik biokimia yang sama. Amuba dan organisme sederhana lainnya
melakukan reproduksi dengan cara membelah diri. Organisme yang lebih tinggi
melakukan reproduksi dengan cara seksual. Dengan melakukan reproduksi,
organisme meneruskan pola molekular ke generasi berikutnya untuk menjamin
kontinuitas (kesinambungan) spesies organisme tersebut.
Semua organisme memperlihatkan respons terhadap rangsangan
luar dari lingkungannya. Makhluk hidup akan tumbuh dengan subur jika lingkungan
sekitarnya membantu pertumbuhannya, dan sebaliknya ia akan layu atau merana
jika sekelilingnya tidak membantu pertumbuhannya. Respons terhadap lingkungan
ini mencakup juga kemampuan untuk mempertahankan diri (defense ability) dari
hal-hal yang dapat membahayakan dan mengancam keselamatannya.
Beberapa sistem yang tidak hidup mungkin memenuhi salah satu
kriteria diatas. Suatu kristal dalam larutan mampu menyerap material dari
medium sekelilingnya untuk tumbuh membesar. Namun pertumbuhan mereka hanyalah
berupa penumpukan dari molekul-molekul yang identik. Kristal itu tidak mampu
melakukan metabolisme. Suatu komputer atau robot dapat dirancang dan diprogram
untuk bekerja seperti manusia hidup. Mereka mampu mengolah informasi bahkan
membuat keputusan. Akan tetapi komputer atau robot itu tidak mampu melakukan
reproduksi.
Jelaslah bahwa sistem kehidupan merupakan fenomena yang sangat
spesial, yang hanya mampu dirancang dan diprogram oleh Sang Maha Pencipta,
Allah Yang Maha Mulia. Para ilmuwan yang hanya mampu sekedar mengamati dan
menerangkan bagaimana sistem kehidupan itu bekerja.
Fenomena ini sungguh
menarik, sebab kita merupakan bagian dari sitem kehidupan itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar